LDIIKediri.com – Jika mendengar kata Kediri pasti yang ada di benak kita adalah Raja Jaya Baya ( Raja Kediri ) yang terkenal akan ramalannya serta terdapat bangunan megah yang menjadi ikon atau landmark dari Kabupaten Kediri. Ya, apalagi jika bukan Monumen Simpang Lima Gumul (SLG), yang terletak di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri. Tidak jauh dari Kantor Bupati Kediri +/- 2 Km kearah timur.
Monumen Simpang Lima Gumul merupakan titik pertemuan antara lima arah yakni dari arah Pare, Kota Kediri, Plosoklaten, Pesantren dan Pagu. Banyak kantor pemerintah, swasta dan gedung – gedung organisasi yang berada di sekitar monumen ini seperti, Kantor Bupati Kediri, RSUD SLG Kediri, Dinas Pendidikan, Dispendukcapil, dll. Tak terkecuali dengan gedung – gedung ormas semisal gedung DPD LDII Kabupaten Kediri, dan sebagainya. Hal ini menjadikan monumen SLG sebagai tempat yang sangat strategis dan termasuk sebagai salah satu tempat yang sangat krusial bagi pemerintah dan masyarakat umumnya dan khususnya bagi masyarakat Kabupaten Kediri.
Monumen Simpang Lima Gumul memiliki tinggi 25 meter dengan luas bangunan +/- 804 meter persegi, dengan ditumpu 3 tangga sepanjang 3 meter dari dasar pura. Dengan kita berada di atasnya maka akan saksikan keseluruhan panorama Kediri dan sekitarnya serta luas area sekitar Simpang Lima Gumul ini secara keseluruhan seluas 37 Ha. Pola dan bentuk bangunan berhiaskan patung dan relief-relief yang sangat artistik dan memiliki filsofi yang menceritakan sejarah, kesenian, dan kebudayaan, serta agama yang ada di Kabupaten Kediri.
Monumen Simpang Lima Gumul terkenal sebagai objek wisata yang ekonomis bagi warga Kediri dan sekitarnya. Ketika pagi hari banyak orang yang bersepeda ke area sekiar Monumen Simpang Lima Gumul. Ada yang hanya sekedar mampir ketika lewat untuk berfoto dan berisitirahat, adapula yang menjadikan monumen SLG ini sebegai tujuan utama wisatanya. Sebab, disekitar monumen ini terdapat Gumul Paradise Island wisata bermain air untuk keluarga dan taman yang rindang untuk menikmati segarnya udara ditengah hiruk – pikuk perkotaan.
