LDIIKediri.com, (19/02). LDII Kediri Raya bekerjasama dengan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia) Kediri menggelar pelatihan jurnalistik yang diikuti oleh 26 pemuda pemudi pilihan dari beberapa PC (Pimpinan Cabang) LDII se-Kediri Raya pada Sabtu, 19 Februari 2022 di Gedung DPD LDII Kabupaten Kediri.
H. Agung Riyanto,S.Si, Ketua DPD LDII Kota Kediri saat diwawancarai setelah membuka acara pelatihan jurnalistik, menekankan pentingnya media untuk LDII sebagai organisasi dakwah, di mana dakwah tidak hanya dilakukan di majelis-majelis taklim akan tetapi penggunaan media sangat berpotensi menjangkau warga hingga ke pelosok.
“Media sangat penting untuk dakwah LDII, selain sebagai media untuk menyampaikan kegiatan juga pergeseran dakwah dengan media saat ini sangat tepat karena dapat menjangkau warga hingga ke pelosok,” ujar H. Agung Riyanto, Ketua DPD LDII Kota Kediri.
Pelatihan dimulai pada pukul 08.00 sampai dengan 15.30 berlangsung secara tertib dengan menerapkan protokol kesehatan. Sebanyak 25 peserta terlihat antusias mengikuti sesi demi sesi yang disampaikan oleh Bambang Iswahyudi, Ketua PWI, Yakub Bastian, Penanggung Jawab Siaran KSTV, Yusuf Abidin, Sekertaris PWI, Dr. Prilani, Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI.
Menurut Yakub, Penanggung Jawab Siaran KSTV bahwa legalitas media itu sangat penting, misalnya apabila wartawan tersebut salah ketik maka tidak langsung dipidanakan, akan tetapi akan disidang dulu oleh Dewan Pers.
Yakub juga menerangkan berita-berita yang gampang viral adalah berita yang menggugah empati audien, seperti kaum disabilitas memiliki prestasi biasanya cepat dibaca atau dilihat oleh audien.
Berita dengan kategori soft news atau feature bisa menjadi pilihan berita, seperti berita tentang kuliner, tempat wisata untuk melengkapi beberapa berita hard news. Pada sesi Jenis dan Ragam Media yang disampaikan oleh Dr. Prilani, Wakil Ketua Bidang Pendidikan PWI, bahwa media saat ini hanya dimiliki oleh beberapa orang di Indonesia, sehingga kadang berita yang disampaikan tidak boleh berseberangan dengan pemilik media tersebut, ini yang menyebabkan kurang tajamnya media, dimana hak masyarakat mendapatkan informasi yang imbang kurang terpenuhi.
