Udara yang Asalnya Gratispun Ternyata Tidak Ia Dapatkan
Sumber video dr. H. Asep Hermana, Sp.B
LDIIKediri.com – Salah seorang pengusaha terkaya di Italia meninggal dunia karena kasus covid, putranya berkata, selama ini dia hidup dengan berkecukupan, apapun yang ia inginkan, semahal apapun kemungkinan dia bisa membelinya. Tetapi yang menyedihkan ketika dia kena covid ternyata nafasnya begitu sesak sehingga udara yang asalnya gratispun ternyata tidak dia dapatkan. Terlepas dari kebenaran berita ini tetapi ada hikmah yang bisa kita pelajari lebih dalam lagi untuk kita bersyukur.
Allah SWT ini telah menitipkan paru-paru kepada kita dimana pada saat covid ini menerpa dunia maka paru-paru itu menjadi salah satu target organ, paru-paru itu seakan-akan tenggelam di dalam air, sehingga ia merasa sesak. Ini menjadi pelajaran bagi kita, Allah telah menitipkan paru-paru pada tubuh kita, jauh sebelum kita lahir, Allah telah menciptakan paru-paru kita pada hari ke 21 ketika kita di dalam kandungan, dan pada saat kita lahir dalam 10 detik paru-paru kita langsung mengembang dan sejak saat itulah paru-paru menghembuskan nafas, menghirup nafas tanpa hentinya tanpa jeda waktu dan hebatnya lagi paru-paru bernafas tanpa kita sadari dan tanpa kita kerjakan melalui auto regulasi yang ada di otak, begitu karbon dioksida meningkat maka laju nafas akan meningkat pula, begitu olah raga, begitu akan kebutuhan oksigen meningkat tanpa kita suruh paru-paru akan meningkatkan kinerjanya, supaya kebutuhan oksigen dalam tubuh kita terpenuhi.
Nah kalau kita perhatikan, Allah menciptakan paru-paru itu dengan sebaik-baiknya bentuk, sangat-sangat sempurna, Allah menciptakan dari atas terdapat saluran pernafasan, ternyata saluran pernafasan itu tidak bisa colaps atau kempes kenapa mereka dilindungi oleh cincin cincin trakea, jadi kalau misalkan kita tidur, ketekan itu sangat kecil kemungkinan nafas kita tertutup. Karena Allah telah menciptakan cincin yang begitu kokoh sehingga saluran nafas tetap terbuka.
Saluran nafas itu masuk lagi kedalam dada, kemudian bercabang menjadi dua, sampai pada cabang – cabang udara yang lebih kecil lagi dari rambut dan tibalah saluran udara itu pada saluran alveolus. Nah di alveolus inilah terjadi pertukaran, pertukaran udara yang masuk kedalam paru-paru seperti karbon, oksigen, kemudian nitrogen kemudian ditukar dengan hasil metabolisme yang ada didalam tubuh, CO2 keluar, kemudian juga di alveolus itu oksigen akan masuk kedalam pembuluh darah dan kita tidak akan sesak nafas setelah itu.
Dan ternyata di dalam tubuh kita Allah telah menitipkan 300 hingga 500 juta alveoli, begitu banyak, kita tidak pernah tahu dan tidak pernah menyadari Allah menitipkan sedemikian detail, bahkan kalau kita runut, saluran nafas ini dari mulai trakea kemudian bercabang menjadi bronkus kemudian bercabang lagi menjadi Bronkiolus bercabang lagi sampai yang terkecil ternyata kalau di jumlahkan panjangnya itu sekitar 2400 km, bayangkan betapa dahsyatnya ciptaan Allah ini. Antara aceh dan lampung saja jaraknya 2044 km berarti saluran nafas kita lebih jauh daripada jarak antara Aceh dan Lampung, sangat dahsyat sekali.
Dan kalau kita lihat, alveoli yang Allah titipkan dalam tubuh kita ini kalau di luaskan permukaannya kurang lebih antara 50 sampai 150 meter persegi, jumlah yang sangat luas bahwa Allah telah menitipkan fasilitasnya sangat dahsyat itu, dan sampai saat ini paru-paru belum ada gantinya. Jadi kalau operasi jantung maka jantung sementara bisa dihentikan dengan menggunakan mesin, tapi kalau paru-paru tidak ada yang bisa menggantikan profosi oksigen kedalam tubuh manusia sampai saat ini.
Dan Allah menitipkan otot-otot di dalam rangka dada kita dalam rangka menarik nafas untuk memperluas dinding dada bagian dalam. Allah juga menitipkan 11 pasang musculus intercostalis interna, musculus intercostalis externa kemudian Allah juga menitipkan diafragma, agar kita bernafas, dan hebatnya kita bernafas tanpa sepengetahuan tanpa sadar kita, bisa sadar tapi jalanya kita tidak sadar bernafas, kita tidak pernah lupa bernafas.
Kalau kita runut lebih dalam lagi, rata-rata orang dewasa itu bernafas 16 kali permenit, kalau dijumlahkan perhari sekitar 23 ribu kali kita bernafas. Bayangkan kalau kita sadar, hari-hari kita hitung saat kita bernafas. Dan udara yang kita hisab rata-rata perhari itu antara 6,3 liter sampai 13 liter, andaikata kita jumlahkan mungkin ibaratkan dengan galon air yang berisi 19 liter air mungkin sehari semalam kita memerlukan antara 492 sampai1000 galon untuk nafas, sedangkan saat ini Allah memberikan kepada kita gratis,tapi alangkah jarangnya kita bersyukur.
Dan ternyata udara yang masuk dalam saluran nafas kita ini ternyata tidak bersih, ada jamur, ada bakteri, ada virus ada polutan dan sebagainya tetapi ternyata sampai saat ini kita jarang sakit karena saluran pernafasan, karena apa ? karena Allah menitipkan sistem pertahanan yang ada dalam tubuh kita, begitu udara masuk lewat hidung kita, maka dia sudah disaring lewat bulu-bulu hidung, begitu udara masuk lewat saluran nafas bagian dalam dia sudah di hangatkan supaya tidak terlalu dingin kedalam, begitu masuk lagi lewat trakea disana sudah disiapkan sistem pertahanan tubuh, ada yang namanya disebut dengan bulu-bulu halus yang disebut dengan silia, dan Allah juga menitipkan lendir yang di produksi melalui sel droplet yang di dalam saluran pernafasan, ternyata lendiri itu bukan sembarang lendir tapi lendir itu mengandung antibiotik, anti mikroba seperti defensi, antiprotease dan antioksidan dan itu lendir yang kita punya di dalam.
Kemudian di sana ada sistem pertahanan tubuh berupa neutrofil, immunoglobulin, jadi sistem alutsista yang Allah titipakan untuk memproteksi tubuh kita ini sangat lengkap untuk mencegah serangan virus, infeksi, bakteri, fungi dan sebagainya telah Allah sediakan dalam saluran nafas kita, tanpa kita minta, tanpa kita sadari, dan makanya kita jarang bersyukur.
Dari kasus demi kasus ini bahwa selama kita hidup beberapa tahun ini, ternyata Allah banyak telah menitipkan waktu sehatnya daripada sakitnya, dengan covid ini Allah ingin menegur kita, yuk udara yang tadinya bebas, gratis kamu hirup sekitar 500 hingga 1000 galon perhari, kita sekarang merasakan betapa berharganya udara bebas ini.
“Katakanlah wahai Muhammad “Dialah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati”. (Tetapi) amat sedikit kamu bersyukur”