Thursday, April 18, 2024
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img
HomeKisah IslamLari dari Qadar Jelek Menuju Qadar Baik

Lari dari Qadar Jelek Menuju Qadar Baik

Lari dari Qadar Jelek Menuju Qadar Baik

LDIIKediri.com – Bagi pecinta hewan, pasti sudah mengenal tayangan kanal Animal Geography, yang menampilkan rekaman video tentang dunia hewan di seluruh dunia. Para peneliti telah menemukan berbagai macam karakteristik hewan buas maupun hewan jinak, bagaimana cara mereka bertahan hidup hingga berkembang biak. Banyak hal yang bisa menjadi bahan pembelajaran di sini. Salah satunya antara hewan pemangsa dan buruannya.

Ada satu hal menarik dari perbedaan kecepatan lari rusa dengan harimau. Para peneliti mengatakan bahwa kecepatan lari rusa itu antara 80 hingga 90 km/jam sedangkan harimau antara 60 sampai 70 km/jam. Namun kebanyakan dari rusa tidak selamat dari ancaman harimau yang selalu mengintai pergerakan rusa, bahkan karena motivasi bertahan hidupnya harimau lebih kuat dapat mengalahkan kecepatan lari rusa yang selalu ragu – ragu dan takut diterkam oleh harimau saat berlari. Dari sinilah bisa dilihat bahwa kemampuan yang dimiliki oleh rusa tidak bisa menyelamatkan dirinya dari kematian.

Kalau kita membaca sejarah Perang Dunia II, di mana Britania Raya berusaha mengamankan kota mereka dari pasukan Jerman dengan strategi Operasi Starfish. Operasi Starfish adalah membuat duplikat kota semirip mungkin dengan kota aslinya. Tujuannya agar selamat dari bom-bom yang dijatuhkan oleh pasukan Jerman, alhasil dari 237 lokasi kota palsu bisa mengecoh sekitar 700 serangan udara yang dilancarkan oleh Jerman ke Britania Raya.

Dalam sejarah perjuangan Islam, kalian pasti akan ketemu dengan cerita strategi perang Khalid bin Walid, dimana dia membagi pasukan menjadi 40 kontingen, yang ditempatkan sebagai sayap kanan dan saya kiri, yang terus pindah berpindah dari kanan ke kiri agar terlihat bala bantuan datang terus menerus. Ternyata strategi tersebut membawa kemenangan bagi kaum muslimin, pasukan Romawi secara psikologi disebut mental breakdown dan akhirnya mundur.

Lihatlah pertarungan harimau versus rusa. Walau rusa punya kemampuan lari lebih baik daripada harimau, tetapi ketika mental telah down, dia merasa lebih lemah daripada harimau dan mustahil bisa selamat dari kejaran harimau. Dia terus ketakukan dengan terus menoleh kebelakang. Demikian pula dengan pertandingan olah raga maupun perang, ketika kalah taktik dan mental telah jatuh, maka emosi sulit dikendalikan dan akhirnya terjadi kekalahan.

Makanya para motivator selalu mengatakan jangan selalu menoleh ke belakang, jangan pesimis, jangan takut, karena hal itu yang menyebabkan kegagalan. Maju terus pantang mundur, rawe-rawe rantas malang-malang putung. Demikian pula di masa pandemi ini tentu kita harus menjadi pemenang, sehingga ibadah bisa lancar tanpa terhantui oleh covid-19. Dari tingkat pemerintah pusat hingga desa telah membentuk satgas covid-19, bahkan LDII juga demikian selain mengkampanyekan patuh prokes juga menjadi pendamping bagi warga LDII yang terpapar covid-19. Motivasi dan dukungan mental pasien akan membentuk imun yang kuat sehingga bisa melewati masa – masa yang berat dikala terpapar covid-19.

Di balik penerapan prokes yang ketat ada sejumlah masyarakat yang tidak percaya dengan keberadaan covid-19, sehingga mereka abai terhadap pemakaian masker, jaga jarak, mencuci tangan, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas atau interaksi. Dan akibatnya ledakan kasus tidak bisa dikendalikan, banyak rumah sakit serta tenaga medis yang kolaps dengan kondisi tersebut.

Sebenarnya ketidak pedulian mereka dengan covid-19 itu tidak mendasar. Kita bisa menyimak kisah Umar bin Khatab yang membatalkan perjalanan menuju Syam karena pada wilayah tujuan sedang terjadi wabah. Dia kemudian  bertemu dengan Abu Ubaidah dan sahabat-sahabat lainnya. Dalam perdebatan mereka ada beberapa kalimat menarik yang dapat menginspirasi di antaranya:

“Wahai Amirul Mukminin, apakah ini lari dari takdir Allah?” tanya Abu Ubaidah.

“Mestinya orang selain engkau yang mengatakan itu, wahai Abu Ubaidah. Benar, ini lari atau berpaling dari takdir Allah ke takdir Allah yang lain. Tidakkah engkau melihat, seandainya saja engkau memiliki unta dan lewat di suatu lembah dan menemukan dua tempat untamu; yang pertama subur dan yang kedua gersang. Bukankah ketika engkau memelihara unta itu di tempat yang subur, berarti itu adalah takdir Allah. Demikian juga apabila engkau memeliharanya di tempat yang gersang, apakah itu juga takdir Allah?” tanya Umar.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tersebut, Abdurrahman bin Auf menyampaikan sabda Rasulullah SAW “Ketika kalian mendengar di suatu wilayah terdapat wabah maka jangan datang ke wilayah tersebut, dan jika kalian berada di wilayah yang terjadi wabah maka jangan keluar dengan berlari dari wilayah tersebut”.

Bukankah hadits tersebut adalah strategi agar terhindar dari wabah? Dan jika selamat dari wabah maka bisa meneruskan dakwah dan ibadah sebagaimana yang dilakukan oleh Umar RA, selain itu kita bisa mengingat kembali hadits tentang memilih, dimana rasulullah mengajarkan tentang shalat istikharah bahkan nadzarpun bisa di rubah jika mendapati sesuatu yang lebih baik daripada nadzarnya.

LDII Kediri
LDII Kediri
LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) adalah organisasi kemasyarakatan yang fokus membangun karakter profesional religius.
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments

Bukankah hadits tersebut adalah strategi agar terhindar dari wabah? Dan jika selamat dari wabah maka bisa meneruskan dakwah dan ibadah sebagaimana yang dilakukan oleh Umar RA, selain itu kita bisa mengingat kembali hadits tentang memilih, dimana rasulullah mengajarkan tentang shalat istikharah bahkan nadzarpun bisa di rubah jika mendapati sesuatu yang lebih baik daripada nadzarnya.Lari dari Qadar Jelek Menuju Qadar Baik