LDII Kediri, (19/4). Pada suatu siang yang hangat di bulan April, suasana Pondok Pesantren Wali Barokah di Kota Kediri tampak lebih ramai dari biasanya. Bukan karena ada acara besar, melainkan karena kedatangan tamu istimewa: Prof. Dr. dr. Erwin Astha Triyono, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Dengan didampingi sejumlah pejabat dari Dinas Kesehatan provinsi dan kota, Prof. Erwin datang tidak sekadar membawa rombongan, tapi juga membawa semangat baru dalam membangun kesehatan masyarakat—yang berakar dari dunia pesantren.
“Saya bersyukur bisa datang ke salah satu pondok terbaik di Kediri. Banyak hal yang bisa kami pelajari dari sini,” ucapnya penuh apresiasi.
Ketika Pesantren Bicara Kesehatan
Di tengah kehidupan santri yang sibuk mengaji dan belajar, siapa sangka Ponpes Wali Barokah juga aktif menjalankan program Poskestren (Pos Kesehatan Pesantren). Lebih dari sekadar klinik kecil, Poskestren ini menjadi pusat edukasi dan pelayanan kesehatan yang sudah menerapkan konsep Integrasi Layanan Primer (ILP).
Artinya, perhatian kesehatan di sini bukan hanya untuk santri sakit, tapi juga menyeluruh—dari bayi hingga lansia, dari pencegahan hingga pembinaan gaya hidup sehat.
“Kami melihat upaya luar biasa dari pengasuh dan tim pesantren dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Ini contoh nyata,” tutur Prof. Erwin sambil meninjau dapur pesantren yang bersih dan tertata.
Tak hanya layanan medis sederhana, Poskestren ini juga gencar mengampanyekan nutrisi seimbang. Di dapur pesantren, makanan para santri dikontrol secara cermat: ada karbohidrat, protein, hingga buah-buahan. Semuanya dikemas bukan hanya untuk mengenyangkan, tapi juga untuk mendidik—bahwa makanan sehat itu penting, bahkan lebih penting dari sekadar makanan enak.
Santri Sehat, Jawa Timur Kuat
Melalui kunjungan ini, Dinas Kesehatan ingin memperkuat sinergi antara pesantren dan pemerintah. Menurut Prof. Erwin, program-program seperti IKI Pesat (Inisiatif, Kolaborasi, dan Inovatif Pondok Pesantren Sehat) dan SAJADAH (Santri Jawa Timur Sehat dan Berkah) harus terus digalakkan. Bukan hanya sebagai jargon, tetapi sebagai gerakan nyata.
“Kami tidak bisa berjalan sendiri. Kesehatan harus dibangun bersama. Dan pondok pesantren adalah mitra yang sangat strategis,” tambahnya.
Di sisi lain, KH Sunarto, pengasuh Ponpes Wali Barokah, mengaku senang dengan perhatian pemerintah terhadap kesehatan para santri.
“Kesehatan adalah bagian penting dari pendidikan karakter. Santri yang sehat akan lebih siap menjadi pemimpin masa depan,” tuturnya.
Inspirasi dari Kediri untuk 4.600 Pondok di Jawa Timur
Kunjungan itu ditutup dengan keliling pesantren—menengok asrama santriwati, dapur, hingga bakery Alqomar, tempat roti sehat buatan sendiri diproduksi untuk kebutuhan internal pondok.
Tentu tidak berlebihan jika Prof. Erwin berharap agar semangat Wali Barokah bisa menjalar ke lebih dari 4.600 pesantren lain di Jawa Timur.
Karena pada akhirnya, pembangunan kesehatan masyarakat tidak selalu dimulai dari rumah sakit. Kadang, dimulai dari dapur pondok yang bersih, dari nasi hangat dan buah potong, dari ustaz yang peduli, dan dari santri yang diajarkan pentingnya hidup sehat sejak dini.