Kediri, (27/7). Dewan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (DPP LDII) menggelar webinar bertajuk “Cegah Stunting: Membangun Generasi Sehat dan Cerdas, Wujudkan Indonesia Emas 2024” di Gedung Wali Barokah. Acara ini menghadirkan Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K), Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebagai pembicara utama.
Dalam paparannya, dr. Hasto Wardoyo menekankan pentingnya kesehatan generasi penerus bangsa. “Generasi penerus harus sehat. Saya sangat berterima kasih kepada LDII yang telah berupaya menjaga generusnya,” ujarnya.
Lebih lanjut, dr. Hasto menjelaskan tentang tantangan yang dihadapi Indonesia terkait populasi yang menua. “Saat ini kita mulai memasuki periode aging population, dimana terjadi peningkatan umur harapan hidup yang diikuti dengan peningkatan jumlah lansia. Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk lansia dari 18 juta jiwa (7,56%) pada tahun 2010, menjadi 25,9 juta jiwa (9,7%) pada tahun 2019, dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tahun 2035 menjadi 48,2 juta jiwa (15,77%),” ungkapnya.
Menurut dr. Hasto, dalam sepuluh tahun ke depan, Indonesia akan menanggung beban orang tua yang cirinya memiliki pendidikan dan ekonomi rendah, sehingga perlu dukungan. “Jika generasi muda kita lemah, kita khawatir siapa yang akan menanggung beban tersebut nanti,” tambahnya.
Dr. Hasto juga menyoroti pentingnya program-program untuk menurunkan angka balita stunting, termasuk program Keluarga Berencana (KB). “Hati-hati ketika kita memiliki orang tua yang banyak, mayoritas adalah janda tua karena laki-laki mati lebih dulu. Oleh karena itu, sejak dini, gizi sangat penting. Dari usia nol hingga lima tahun, gizi, ilmu, dan keterampilan harus diperhatikan,” tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa menciptakan generasi sehat harus dimulai dari awal. “Perempuan harus sehat, tidak boleh anemia, jika ingin hamil tidak boleh anemia. Ingat, hanya satu telur yang menentukan keturunan kita. Mencegah stunting harus dimulai sejak awal kehamilan, bahkan sejak sebelum menikah. Saya berterima kasih kepada LDII yang memiliki program Usia Nikah,” kata dr. Hasto.
Ia menyebutkan, “Presiden memerintahkan saya untuk mencegah stunting, dan kami telah membuat program elektronik siap nikah. Ternyata, LDII sudah memiliki program unik ini. Kita bisa belajar dari LDII.”
Dalam penjelasannya, dr. Hasto menyoroti pentingnya asupan nutrisi seperti asam folat dan vitamin D untuk mencegah stunting dan cacat pada bayi. “Jika kita kurang asam folat dan vitamin D, tidak hanya stunting yang terjadi, tetapi juga cacat yang sebenarnya bisa dicegah sejak sebelum hamil,” jelasnya.
Ia juga memperingatkan tentang bahaya menikah pada usia terlalu muda yang dapat menyebabkan stunting dan masalah kesehatan pada ibu. “Asupan kalsium penting untuk mencegah stunting dan jangan hamil terlalu muda. Hal ini juga dapat menyebabkan kanker mulut rahim. Di Indonesia, kanker mulut rahim dan kanker payudara menjadi yang paling banyak terjadi,” kata dr. Hasto.