Saturday, January 25, 2025
Google search engine
HomeDPP LDIIPelatihan Pentingnya Bantuan Hidup Dasar

Pelatihan Pentingnya Bantuan Hidup Dasar

LDII Kediri, (4/12). DPP LDII bekerjasama dengan FKKI gelar pelatihan Ketrampilan Bantuan Hidup Dasar pada Sabtu,(30/11) di Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri. Dalam pelatihan tersebut dr. Muslim Tadjuddin Chalid SpAn KAKV, yang bekerja sebagai Konsultan Anestesi Kardiovaskular mengatakan, kemampuan hidup dasar idealnya dikuasai oleh semua orang karena henti jantung bisa terjadi sewaktu-waktu. Dengan memiliki keterampilan Bantuan Hidup Dasar, kita berharap dapat memperpanjang nyawa seseorang hingga pertolongan profesional datang. Kemampuan ini tidak hanya diperlukan oleh tenaga medis, tetapi seharusnya dimiliki oleh semua orang.

“Ilmu ini memang sederhana, namun sangat penting. Jika dilakukan dengan benar, tindakan bantuan hidup dasar akan sangat bermanfaat, setelah ini, akan ada sesi praktek untuk memperlancar keterampilan ini, yang sebenarnya tidak terlalu kompleks, hanya membutuhkan latihan yang tepat.” kata dr Muslim Tadjuddin Chalid.

Saat terkena henti jantung dalm 3-6 menit akan terjadi kerusakan organ secara permanen, apabila 10 menit tidak tertangani maka kematian akan terjadi. Dengan melakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP) melalui 5 langkah yaitu Approach Safely, Ceck and Call, Circulation, Airway dan Breating, akan membantu penyelamatan.

Approach Safely harus dilakukan pada tempat yang aman bagi korban maupun penolong dan apakah ada orang yang membantu menolong. Setelah itu lakukan teknik cek respon korban dengan cara menepuk-nepuk bahu korban atau pasien serta memanggil namanya, apabila tidak ada respon coba digoncang-goncang tubuhnya, ketika langkah tersebut tidak memberikan respon maka panggilah bantuan dan jangan tinggalkan korban sendirian.

Menurut dr Muslim yang sehari-hari bekerja di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta, sambil menunggu bantuan datang, cek sirkulasi pada nadi karotis dengan cara letakan 2 jari pada trakea geser ke kiri atau ke kanan tekan selama 5 detik, jika nadi tidak teraba lakukan RJP selama 30 kali kompresi dengan kecepatan 100 hingga 120 kali permenit.

Menurutnya teknik kompresi yang berkualitas dengan cara menekan di 1/3 bawah sternum yaitu menempatkan telapak tangan di bagian tengah bawah tulang dada korban, sedikit di bawah puting. Menggunakan alas datar dengan posisi lengan lurus tidak membentuk sudut, setiap kompresi (menekan dinding dada korban) harus push hard (cukup dalam) dan complete recoil (kembang sempurna).

Lebih lanjut dr Muslim mengatakan ada yang bertanya bagaimana saat kompresi lupa menghitung, maka pilih hitungan yang diyakini dan setelah 30 kompresi beri 2 kali pemberian nafas buatan. Dan apabila terjadi patah tulang iga, menurutnya tidak apa karena lebih utama memberikan penyelamatan daripada henti jantung.

Dr Muslim juga menjelaskan cara memberikan kompresi pada usia dewasa, anak-anak dan balita. Untuk usia dewasa tangan berada pada pusat dinding dada, adapun untuk usia anak-anak dengan menggunakan satu tangan atau dua tangan pada pusat dinding dada sedangkan untuk balita menggunakan dua jari pada pusat dinding dada. Adapun pertolongan nafas untuk dewasa posisi kepala mendongak, untuk anak-anak kepala agak mendongak dan untuk balita kepala dalam posisi netral.

Di akhir materi dr muslim juga menjelaskan tentang praktek mengatasi tersedak, menurutnya jika korban bisa terbatuk maka supaya batuk lebih kuat hingga tersedak hilang, tapi apabila tidak bisa batuk maka lakukan 5 kali back blows apabila korban sadar dan RJP kalau korban tidak sadar.

LDII Kediri
LDII Kediri
LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) adalah organisasi kemasyarakatan yang fokus membangun karakter profesional religius.
RELATED ARTICLES
- Advertisment -
Google search engine

Most Popular

Recent Comments