LDII Kediri,(22/6). Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Kediri turut menghadiri undangan dari Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Kediri dalam rangka sosialisasi tolak ujaran kebencian dan hoax bagi tokoh, perempuan, dan pemuda lintas agama. Acara tersebut diadakan pada Sabtu, 22 Juni 2024 di De’Pratnya Hotel, Jl. Pamenang No.27, Katang, Sukorejo, Kec. Ngasem, Kab. Kediri.
Ketua FKUB Kabupaten Kediri, David Fuadi, dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun dan menjalin silaturahmi, serta mempererat ikatan kerukunan dan keharmonisan agar pembangunan di Kabupaten Kediri dapat berjalan dengan baik.
“Kondisi kerukunan umat beragama di Kabupaten Kediri sangat kondusif. Namun, meskipun demikian, kita tetap wajib menjaga kerukunan tersebut. Salah satu pemicu keretakan hubungan antar umat beragama adalah ujaran kebencian. Kita harus berhati-hati dalam menerima dan menyebarkan informasi,” kata David Fuadi.
Lebih lanjut, saat wawancara David Fuadi pesan agar berhati-hati menerima informasi dari media, jangan sampai terpancing dengan ujaran kebencian maupun berita hoax.
“Menjelang Pilkada, saya menekankan agar kita semua jangan terpancing dengan ujaran kebencian. Kita harus sangat hati-hati dalam menerima informasi dari media. Hoax itu seperti virus; datangnya tidak terasa dan tiba-tiba bisa masuk ke dalam pusaran ujaran kebencian. Mari kita selalu cermat dan bijak dalam menyikapi setiap informasi yang kita terima,” ujar David Fuadi.
Dalam kesempatan tersebut Tontowi Jauhari, Kasubag TU Kemenag Kabupaten Kediri, sebagai pemateri menekankan pentingnya kegiatan tersebut untuk merekatkan keharmonisan antar umat beragama. Menurutnya, Indonesia memiliki kekhasan tersendiri di dunia, di mana hubungan antar umat beragama sangat berperan dalam membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Di dunia, ada negara yang satu agama menonjol sementara agama lain tidak boleh menonjol, ada juga yang menjadikan agama sebagai ranah privat, dan ada yang meniadakan agama. Namun, di negara kita, hubungan antar umat beragama adalah relasi yang sama-sama membangun NKRI. Ini akan terwujud apabila kerukunan umat beragama terjaga dengan moderasi beragama,” Tontowi Jauhari, Kasubag TU Kemenag Kabupaten Kediri.
Tontowi Jauhari, Kasubag TU Kemenag Kabupaten Kediri, dalam kesempatan yang sama menekankan pentingnya beragama dengan rasa cinta, bukan hanya berdasarkan logika. “Beragama itu karena rasa cinta, bukan karena logika. Ketika pilihan beragama tidak bisa dilogikan, ini akan dibenturkan. Tantangan kita saat ini adalah beragama di era post-truth, di mana cinta buta terhadap informasi digital sering kali membentuk realitas yang terfragmentasi,” jelas Tontowi.
Menurut Tontowi, tantangan besar ke depan adalah menghadapi realitas yang sangat beragam (multiple realities) dan memastikan persatuan bangsa tetap terjaga. “PR kita adalah mengatasi kelompok yang rentan terhadap berita hoax, yaitu anak muda, orang miskin, dan orang yang tidak paham sejarah Indonesia (ahistoris),” tambahnya.
Yuli Marwantoko, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Kediri, menyatakan bahwa pemerintah sangat mendukung keharmonisan antar umat beragama. “Walau Kabupaten Kediri secara umum kondusif, mari kita rawat bersama demi terwujudnya keharmonisan umat beragama,” ujarnya.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai tokoh lintas agama, perempuan, dan pemuda yang berdedikasi untuk menciptakan lingkungan yang harmonis dan bebas dari hoax serta ujaran kebencian. Dengan kegiatan ini, diharapkan kerukunan dan kebersamaan antar umat beragama di Kabupaten Kediri semakin erat dan kokoh.