Hampir setiap hari di TV selalu tersaji berita kebakaran. Ini musibah yang melanda negeri kita, Indonesia. Di musim kemarau ini suhu panas memang sangat tinggi. September-Oktober 2023 merupakan puncak kemarau. Apalagi ditambah pengaruh badai El Nino. Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, “ Puncak dampak El Nino terjadi pada bulan September, namun tadi kami juga menganalisis dari data satelit yang terkini, terlihat Oktober ini nampaknya intensitas El Nino belum turun. Fenomena El Nino ini diprediksi masih akan terus bertahan hingga tahun depan,” (Detik News).
Kebakaran di DKI tercatat 1.034 kejadian kebakaran selama Januari-Juli 2023. Kemudian, pada 1-15 Agustus 2023 telah terjadi 88 kebakaran di DKI Jakarta. (Satriadi Gunawan, Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) DKI Jakarta, tvOnenews.com).
BPBD DIY mencatat telah terjadi 557 kebakaran hingga 16 Oktober 2023 (Harianjogja.com), sedang di Surabaya DPKP mencatat jumlah kebakaran di Kota Surabaya hingga Agustus 2023 sebanyak 315 kasus dan 244 kasus merupakan kategori non bangunan.
Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Kebakaran (Diskar PB) Kota Bandung mencatat kejadian kebakaran pada tahun ini lebih tinggi daripada 2022 lalu. Kepala Bidang Pemadaman dan Penyelamatan Diskar Kota Bandung, Yusuf Hidayat, menyampaikan, dalam kurun waktu Januari hingga September 2023 tercatat 223 kejadian kebakaran. Sementara, sepanjang tahun 2022, Diskar PB Kota Bandung hanya mencatat kejadian kebakaran berjumlah 195 kejadian.
“Dibandingkan tahun 2022, memang tahun ini meningkat. Kita berupaya untuk menekan angka kebakaran dengan mitigasi,” katanya secara tertulis, dikutip Liputan6.com dari keterangan pers Pemkot Bandung, Kamis, 28 September 2023.
Data di atas masih di seputar Jawa. Belum kabakaran yang terjadi di luar jawa. Tentu akan semakin banyak data kebakaran yang menimpa negeri kita. Memang, saat ini suhu panas sangat tinggi. Benda-benda akan mudah terbakar. Di samping itu, diduga penyebab terjadinya kebakaran adalah arus pendek listrik, pembakaran sampah, ledakan gas, puntung/api rokok, dan lainnya (Satriadi, kepada media, Rabu, 16/8/2023)
Perlu pengelolaan yang serius agar musibah yang terjadi ini menjadi berkah. Secara lahiriah perlu usaha pencegahan setiap warga. Pertama, usaha pencegahan yang harus dilakukan adalah: tidak membakar sampah di lingkungan rumah, tidak merokok/ membuang punting rokok di sembarang tempat, memastikan instalasi listrik dalam keadaan baik, menjauhkan benda-benda yang mudah terbakar dari api, selalu memeriksa selang kompor gas, memasang alarm pendeteksi kebakaran, menyediakan alat pemadam kebakaran yang memadai.
Kedua, perlu pemahaman yang benar dalam menangani kebakaran. Apabila terjadi kebakaran ada beberapa hal yang bisa dilakukan. Di antaranya: pendinginan/ cooling, Isolasi Oksigen / Smothering/ Isolation (menutupi permukaan benda yang terbakar dengan serbuk atau busa untuk memutuskan kontak dengan oksigen), mengambil/Memindahkan bahan bakar/ Starvation, Dilusi (memadamkan api dengan cara meniupkan inert gas untuk menghalangi unsur gas oksigen menyalakan api).
Secara batiniah, diperlukan tawakalllah yang kuat. Menyadari bahwa semua yang terjadi sudah menjadi kehendak-Nya. Dan meyakini setelah memberikan cobaan, Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik dan berkah.