LDII Kediri, (21/9). Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kabupaten Kediri terus menguatkan komitmennya dalam mencetak generasi muda profesional religius. Melalui program pembinaan Tri Sukses (akhlakul karimah, alim-fakih, dan mandiri) LDII menggelar rangkaian kegiatan bazar dan Pasanggiri Persinas ASAD pada Minggu (21/9), yang dipusatkan di Desa Mojokerep, Kecamatan Plemahan.
Wakil Ketua DPD LDII Kabupaten Kediri, H. Suwandra, menjelaskan bahwa Desa Mojokerep dipilih karena memiliki sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan acara. “Kegiatan ini terselenggara berkat kerja sama antara PC LDII Kecamatan Purwoasri, Plemahan, Kunjang, dan Papar. Tujuannya agar generasi LDII bisa tumbuh mandiri, religius, serta menanamkan cinta tanah air dan karakter luhur,” katanya.
Selain bazar, LDII juga menggelar Pasanggiri Persinas ASAD yang melibatkan para atlet pencak silat. “Besok kita adakan kegiatan Pasanggiri untuk meningkatkan kompetensi para atlet, sekaligus melestarikan budaya bangsa melalui pencak silat,” tambah Suwandra.

Kepala Desa Mojokerep, Mujiono, menyambut baik terselenggaranya acara tersebut. Ia berharap kegiatan ini bisa memberi manfaat nyata bagi warga dan generasi muda LDII. “Semoga acara ini bermanfaat, menambah wawasan, dan bisa menambah semangat beribadah,” ujarnya.
Perpaduan Pendidikan, Budaya, dan Ekonomi
Ketua panitia kegiatan, Fugu Widodo, menyampaikan bahwa acara ini dirancang untuk menyatukan pendidikan, budaya, dan ekonomi dalam satu wadah. “Ada dua kegiatan utama, yaitu Pasanggiri Persinas ASAD dan bazar remaja. Tujuannya menanamkan rasa cinta tanah air sekaligus memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-80, melestarikan budaya pencak silat, serta menumbuhkan rasa percaya diri dalam berwirausaha,” jelasnya.
Menurut Fugu, kemandirian ekonomi menjadi salah satu fokus utama. “Lewat bazar, para pemuda dan pemudi bisa belajar berusaha, membangun kemandirian, dan mengejar cita-cita. Dari sini akan lahir generasi penerus yang profesional dan religius,” imbuhnya.
Stand Bazar Meriah
Kemeriahan bazar terlihat dari beragam stand yang ditawarkan. Dari kuliner tradisional hingga makanan kekinian tersaji di puluhan lapak yang didirikan oleh kelompok remaja, majelis taklim, hingga pondok pesantren.
Indra , penjaga stand dari Dusun Kedungdowo, menyebut kebab menjadi dagangan paling favorit. “Di sini kami jual kebab, polo pendem, roti bakar, dan es kepal. Yang paling cepat habis kebab. Mungkin karena masih jarang orang coba, jadi banyak yang penasaran,” ujarnya.
Sementara itu, Bambang dari Majelis Taklim Kedungdowo Barat menawarkan pentol bakar, sempol, telur congkel, dan es teh. Menurutnya, pentol bakar paling diminati. “Mungkin karena bumbu kacangnya mantap, lengket, dan khas. Modal awal sekitar Rp1 juta, alhamdulillah sudah tembus balik modal,” katanya.
Dari stand Pondok Pesantren Pondok Blawe, menu yang ditawarkan juga tak kalah menarik. “Kami jual cilok dower, es kuwut, dan bubur kacang ijo DMC. Sejauh ini laris sampai sold out, tinggal cilok yang tersisa. Yang paling laris es kuwut,” ungkap salah satu pengelola stand dengan senyum puas.
Tri Sukses sebagai Landasan
Program Tri Sukses LDII menjadi roh dari seluruh kegiatan ini. Konsep akhlakul karimah menanamkan pribadi beretika, jujur, dan berakhlak mulia. Alim-fakih membekali generasi dengan pemahaman agama Islam yang mendalam agar mampu menjawab tantangan zaman. Sedangkan mandiri menumbuhkan jiwa kewirausahaan, kreativitas, dan daya saing.
Dengan penguatan Tri Sukses, LDII menargetkan lahirnya generasi profesional religius —yakni generasi yang kompeten, terampil, dan berintegritas di bidangnya, sekaligus beriman, berakhlak, dan taat pada nilai-nilai agama.
“Melalui acara ini kami ingin membuktikan, LDII bukan hanya membina dari sisi keagamaan, tetapi juga mendorong kemandirian ekonomi, pelestarian budaya, dan penguatan karakter bangsa,” pungkas Suwandra.